Oleh: Kurniawan Edi Nugroho
(Ketua Umum RECHTA MAHUPALA UMS Periode 2006 – 2007)
Abstraksi
Jika kita membaca sebuah pengumuman lowongan pekerjaan sering sekali kita menemukan syarat yang tertera disana berbunyi “Komunikatif, Mampu bekerja dalam sebuah tim”. Atau berbunyi “Mampu bekerja dibawah tekanan” Mungkin banyak diantara kita yang tidak terlalu memikirkan hal tersebut dan berpikir bahwa hal tersebut akan dikuasai seiring berjalannya waktu setelah kita bekerja. Ketiga hal tersebut memang tidak terlalu berpengaruh disaat penerimaan kerja. Tetapi tahukah anda bahwa ternyata dalam sebuah promosi jabatan, ketiga hal ini menjadi pertimbangan penting dan sangat berpengaruh. Sehingga ketiga hal inilah yang kemudian menentukan cepat atau tidaknya perjalanan karir kita di dalam sebuah perusahaan. Jadi jika anda baru berencana menguasai ketiga hal tersebut setelah anda diterima bekerja dalam sebuah perusahaan maka berarti anda justru menghambat perjalanan karir anda sendiri dalam perusahaan tersebut. Kecakapan berkomunikasi, kemampuan bekerja dalam sebuah tim dan kemampuan bekerja dibawah tekanan dapat dipelajari di dalam sebuah organisasi ketika kita masih berkuliah. Karena itulah mengapa di kampus, selain mata kuliah reguler di kelas, ada juga unit–unit kegiatan mahasiswa yang berformat keorganisasian
****
Apa tujuan berorganisasi ?
Pertanyaan diatas pasti akan memunculkan beraneka ragam jawaban klise. Jawaban–jawaban dengan kalimat–kalimat indah yang disusun sedemikian rupa yang hanya bertujuan untuk membuat kagum si penanya. Namun untuk benar benar menjawab pertanyaan diatas terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu organisasi ?. Manusia, sesuai kodratnya adalah mahluk sosial, yang artinya, dia tidak dapat hidup sendiri. Dalam hal–hal tertentu manusia akan membutuhkan kehadiran manusia lain. Contohnya dalam hal berkembang biak, apakah seseorang dapat membelah diri, tentu saja jawabannya adalah tidak, bukan ?.
Karena manusia tidak mungkin menjalani setiap aktivitas kehidupannya sendiri, maka manusia akan berkomunikasi dengan manusia lain untuk bersosialisasi (menunjukkan eksistensi dirinya pada manusia lain). Komunikasi dilakukan untuk berinteraksi/ menjalin hubungan, selain itu komunikasi diperlukan untuk menyampaikan maksud, sehingga dalam hal untuk mencapai tujuan yang sama, apa–apa yang tidak dapat dikerjakan secara sendiri–sendiri dapat dikomunikasikan untuk dikerjakan bersama–sama dalam sebuah kelompok kerja (team).
Atas dasar hal inilah kemudian terbentuklah kaidah–kaidah berorganisasi dalam peradaban manusia yang menjadi pedoman tentang bagaimana manusia saling berhubungan satu sama lain dalam sebuah pola kerja bersama. Organisasi adalah sebuah pola kerja yang terstruktur, melibatkan beberapa orang untuk melakukan sesuatu secara efektif, efisien, terukur, terarah, dan sistematis dalam satu kesatuan kerja untuk sebuah tujuan bersama.
Secara umum, berorganisasi bagi setiap orang adalah untuk menguasai 3 hal yaitu, Public Speaking (kemampuan berbicara dihadapan orang banyak), Leadership (kemampuan dalam hal kepemimpinan), dan Team Work Managerial (kemampuan pengaturan kerja sebuah tim). Seseorang yang mau terlibat dalam sebuah organisasi dengan sungguh – sungguh, di level manapun, maka dia akan mendapatkan tiga kemampuan tersebut. Dan inilah nilai tambah yang akan didapatkan seseorang dengan berorganisasi.
Dengan kematangan berorganisasi seseorang akan memiliki kemampuan berkomunikasi, baik secara verbal (berbicara secara langsung contoh; pidato, diskusi, rapat dll) ataupun non verbal (dengan tulisan contoh; surat menyurat, menyusun proposal, menulis artikel dll), memiliki kemampuan dalam memimpin dan juga kemampuan untuk berpikir taktis, menyusun strategi dan menyelesaikan konflik dalam sebuah kelompok kerja.
1. Public Speaking
Untuk mendapatkan perhatian saat berbicara dihadapan khalayak, atau untuk menyampaikan gagasan kita kepada orang lain bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi sampai membuat orang lain terprovokasi dan sepakat dengan gagasan yang kita sampaikan tersebut. Seseorang dikatakan menguasai public speaking bukan hanya dilihat dari keberaniannya untuk berbicara didepan banyak orang, tetapi juga bagaimana seseorang mampu menguasai audience dan ber–argumen secara sistematis, efektif dan efisien sehingga orang lain mampu menangkap konteks pembicaraan, mengerti dan memahami maksud dan tujuan kita.
2. Leadership
Setiap orang memiliki potensi didalam dirinya untuk menjadi pemimpin, sebagai contoh yang paling sederhana adalah memimpin dirinya sendiri. Bagaimana seseorang mengambil sebuah keputusan tentang apa yang akan dilakukan atau apa yang tidak akan dilakukan berdasarkan pertimbangan pertimbangan tertentu. Dalam sebuah organisasi kemampuan memimpin ini akan diterapkan dalam sebuah kelompok kerja bukan lagi memimpin diri sendiri, dan akan dipengaruhi oleh banyak faktor serta dihadapkan pada kerumitan masalah yang lebih kompleks. Dengan berorganisasi kita memiliki kesempatan untuk mengasah dan mengembangkan potensi tersebut mulai dari level yang paling kecil yaitu dengan memimpin sebuah diskusi, kemudian memimpin rapat panitia sebagai seorang ketua pelaksana, hingga menjadi ketua umum dalam sebuah organisasi. Dengan seringnya mengambil kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam kerja kerja organisasi, kita akan terbiasa dan tidak lagi merasa canggung ketika harus berhadapan dengan banyak orang, atau untuk mengatur kerja sebuah tim sehingga kita mempunyai keluesan dalam bersikap, berperilaku dan bertindak sebagai seorang pemimpin.
3. Team Work Managerial
Indikasi yang dapat dilihat dari seseorang yang memiliki kematangan berorganisasi adalah penguasaannya terhadap Team Work Managerial. Seseorang yang memiliki kematangan dalam berorganisasi akan mampu memetakan sebuah masalah, membuat analisa dan pertimbangan, menyusun rencana kerja, membuat time scadule, memetakan job descriptions, bahkan mampu berpikir taktis terhadap perubahan rencana yang mungkin terjadi.
Dalam sebuah pola kerjasama dan kerja bersama sangat diperlukan orang yang menguasai Team Work Managerial untuk memastikan bahwa kerja tim berjalan dengan benar.
Sebuah contoh nyata penerapan organisasi dapat kita lihat dalam sebuah tim sepak bola. Dalam sebuah tim sepak bola yang sedang bertanding pastilah mempunyai tujuan untuk memenangkan pertandingan, karenanya semua instrument akan saling terkait dan mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut. seorang pelatih sebagai leader dalam tim tersebut bertugas untuk mengatur strategi yang akan dimainkan serta segala kemungkinan perubahan rencananya. Para pemain di lapangan bertugas untuk menerjemahkan strategi sang pelatih kedalam sebuah permainan secara kongkrit. Semua komponen mempunyai tugas dan fungsi sesuai dengan porsinya masing–masing. Pemain belakang bertugas dalam pertahanan, pemain depan bertugas dalam melakukan serangan, pemain tengah bertugas dalam hal supplay bola dan seterusnya, maka setiap bagian akan bekerjasama dan saling terkait satu sama lain. Strategi seorang pelatih tidak akan bisa diterapkan tanpa komunikasi yang baik dengan para pemainnya, begitu juga pemain akan sulit menemukan pola permainan tanpa ada pelatih yang mengatur strategi. Seperti itulah gambaran dari berjalannya sebuah organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar